Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai deflasi yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan hasil kerja keras pemerintah untuk menekan inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan pada September 2024. Ini melanjutkan tren deflasi yang telah terjadi selama lima bulan berturut-turut.
"Jadi, kalau kita bilang inflasinya turun, (jadi) deflasi, ya ini karena ada extra effort oleh pemerintah menurunkan volatile food. Salah satu misalnya, untuk beras kan pemerintah juga melakukan importasi beras untuk menjaga stok," ujar Airlangga di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (2/10).
Airlangga menjelaskan inflasi yang turun tidak sedikit ditandai dengan deflasi. Oleh karena itu, apa yang terjadi saat ini merupakan sebuah bukti pemerintah terus berupaya untuk terus menekan inflasi.
Salah satu caranya adalah dengan mengendalikan harga pangan. Menurutnya, naik turunnya harga pangan mampu menyumbang angka inflasi yang cukup besar.
Lebih lanjut, Airlangga menyebut pemerintah sampai saat ini masih rutin menggelar rapat inflasi daerah yang dilaksanakan setiap awal pekan.
"Karena inflasi yang utama bagi pemerintah adalah core inflation, kalau core inflation-nya tumbuh, berarti ekonominya tumbuh. Kalau ekonomi tumbuh lima persen, core inflation tumbuh, yang diperangi oleh pemerintah adalah volatile food," katanya.
Menurut Airlangga, kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia masih dalam tahap baik. Inflasi masih harus terus berada dalam rentang 2,5 persen plus minus 1 persen.
"Jadi, itu adalah kerja-kerja pemerintah dan tentunya inflasi ini perlu dijaga dalam range yang 2,5 persen plus minus 1 persen. Selama (di angka itu) itu, kita relatif aman," ujar Airlangga.